Konten ini awalnya ditulis untuk program sarjana atau magister. Ini diterbitkan sebagai bagian dari misi kami untuk menampilkan makalah yang dipimpin oleh rekan yang ditulis oleh mahasiswa selama studi mereka. Karya ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan latar belakang dan penelitian, tetapi sebaiknya tidak dikutip sebagai sumber ahli atau digunakan sebagai pengganti artikel/buku ilmiah.
oleh: Ahmad Ghufran Akbar
Dalam sejarah kepemimpinan dunia, semua dari mereka yang berada pada kontestasi politik tentu saja menjanjikan perubahan. Namun, tidak banyak pemimpin yang menjanjikan perubahan besar seperti yang dilakukan oleh Donald Trump. Dalam perjalanan karir politiknya, Trump menyatakan bahwa NATO sudah usang, aliansi Amerika dengan Jepang dan Korea Selatan sudah tidak layak untuk dilanjutkan serta perjanjian perdagangan bebas merupakan suatu bencana yang hanya menyebabkan Amerika Serikat hancur secara perlahan. Dalam menanggapi hal tersebut, ia mengusulkan perspektif transaksional atau dikenal sebagai zero-sum game. Perspektif tersebut menyatakan bahwa keuntungan negara atau aktor internasional lain yang terlibat akan diidentifikasi sebagai kerugian bagi Amerika Serikat. Solusi yang ditawarkan oleh Trump disampaikan melalui slogan America First yakni mengurus negara ini terlebih dahulu sebelum kita khawatir tentang orang lain di dunia.
Latar Belakang
Trump melakukan beberapa langkah-langkah dalam kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat yang cenderung kontroversial. Buktinya antara lain seperti penarikan Amerika dari serangkaian perjanjian multilateral, termasuk Paris Climate Accords (Pakta Iklim Paris) tentang perubahan iklim, Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) dan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Selain itu langkah kontroversial lainnya yang pernah dilakukan Trump adalah Kebijakan Protecting the Nation From Foreign Terrorist Entry Into The United States, yang merupakan suatu kebijakan untuk menutup pintu masuk ke Amerika Serikat bagi orang-orang dari Timur Tengah . Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Donald Trump tersebut secara sepihak memang meningkatkan perekonomian Amerika Serikat secara signifikan, berbeda dengan kebijakan pendahulunya. Akan tetapi, di sisi lain Amerika Serikat menjadi terisolasi dari hubungan multilateral yang sudah susah payah dipertahankan oleh presiden pendahulunya. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk membahas mengenai keterkaitan antara karakteristik personal Donald Trump dengan kebijakan yang diputuskan. Melalui tulisan ini penulis akan membahas bagaimana pengaruh idiosinkratik Donald Trump terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa kepemimpinannya.
Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung terlaksananya penelitian ini dengan arah yang benar, penulis mencantumkan bahan pendukung dalam penelitian ini yakni hasil penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan guna membandingkan atau memperlihatkan persamaan serta perbedaan dari penelitian terdahulu serta penelitian setelahnya. Hal tersebut di bedakan berdasarkan objek yang diteliti, metode penelitian, atau teori serta konsep yang digunakan. Penelitian-penelitian yang dijadikan bahan acuan oleh penulis diantaranya:
Penelitian yang dilaksanakan oleh Michael Clarke terfokus pada analisis pengaruh tradisi Jacksonian dalam pemerintah Amerika Serikat terhadap kebijakan luar negerinya sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui pengaruh idiosinkratik Donald Trump terhadap arah kebijakan luar negeri Amerika Serika. Dilain sisi, penelitian yang dilaksanakan oleh David Schultz yang berjudul American Foreign Policy in the Age of Donald Trump terfokus pada proses untuk menemukan karakteristik dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat di masa kepemimpinan Donald Trump sedangkan penelitian terakhir oleh Ilham Fadil terfokus pada analisis karakteristik personal Donald Trump dalam Kebijakan Protecting The Nation From Foreign Terrorist Entry Into The United States