Kerjasama Pertahanan Indonesia-Jerman melalui Ekspor MBT Leopard

Kepentingan Jerman dalam Kerjasama Main Battle Tank (MBT) Leopard dengan Indonesia

Sebuah fakta yang tidak dapat dipungkiri adalah sebuah kerjasama bilateral yan terjalin antara dua Negara tidak terlepas dari tujuannya untuk memenuhi masing-masing kebutuhan dan kepentingan nasionalna guna untuk mencapai suatu keuntungan yang maksimal. Tidak hanya demikian, kerjasama bilateral yang terjalin oleh kedua Negara juga membantu Negara-negara untuk mempererat hubungan persahabatannya. Oleh karena itu suatu Negara dalam mengambil keputusan untuk melakukan kerjasama bilateral tentu atas dasar pertimbangan yang matang sehingga keoutusan tersebut dapat menjadi sebuah langkah yang tepat mengingat bahwa dalam pelaksanaan kerjasama bilateral berbagai kepentingan nasional terkandung di dalamnya dan menjadi sebuah harapan besar untuk dapat diwujudkan. Kepentingan nasional juga merupakan salah satu bentuk kebijakan luar negeri suatu Negara yang berusaha untuk dicapai melalui instrument kerjasama. Teuku Mey Rudy dalam sebuah buku berjudul “Studi Strategis: Dalam Traformasi Internasional Pasca Perang Dingin” menjelaskan bahwa sebuah kerjasama bilateral setiap Negara memiliki tujuannya masing-masing. Dengan demikian setiap Negara dalam merumuskan sebuah kebijakan tentu didasari atas kepentingan Negara tersebut[5].

Kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Jerman yang telah terjalin sejak lama dilatarbelakangi oleh kepentingan nasional masing-masing Negara. Dalam hal ini kepentingan nasional menjadi sebuah kebutuhan yang paling mendasar. Oleh sebab itu dalam menjalin sebuah hubungan kerjasama, Negara-negara selalu berusaha untuk turut serta menjadikan kerjasama tersebut sebagai sebagai pendorong dilakukannya interaksi internasional. Hal tersebut kemudian berlaku untuk berbagai bidang kerjasama bilateral yang ada baik itu ekonomi, politik, social, budaya, keamanan serta pertahanan. Hal-hal tersebutlah yang mengakibatkan terwujudnya kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Jerman dalam bidang pertahanan.

Sebagai Negara dengan potensi persenjataan yang terbilang tinggi dunia mengakibatkan Jerman kemudian memanfaatkan hal tersebut untuk memenuhi salah satu kepentingan nasionalnya seperti memperluas kekuatan dan pengaruhnya di mata internasional dan menjalin kerjasama dengan Negara-negara lainnya yang membutuhkan persenjataan salah satunya adalah dengan Indonesia yang membutuhkan berbagai jenis senjata untuk TNI-nya seperti Main Battle Tank Leopard ini sendiri. Kerjasama yang diperkuat melalui Deklarasi Jakarta 2012 ini kemudian menjelaskan bagaimana Jerman menaruh kepentingan nasionalnya terhadap Indonesia meskipun dalam hal ini Jerman sebagai Negara pengekspor dari senjata-senjata yang dibutuhkan oleh Indonesia.

Meskipun sebagai Negara pengekspor, Jerman tentu memiliki kepentingan yang sangat penting untuk diwujudkan seperti mendapatkan pasar yang tepat untuk memasarkan alutsistanya sebab menurut pandangan dari Rheinmetall AG Indonesia merupakan Negara yang tepat dan dapat menjadi pasar strategis bagi Jerman di masa yang akan datang. Selain untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar strategis dalam memasarkan alutsistanya dan memperluas pengaruhnya di dunia internasional, kepentingan nasional penting lainnya yang dibawa oleh Jerman adalah terkait dengan Laut China Selatan. Jerman dalam hal ini beranggapan bahwa dengan melakukan dan memperkuat hubungan kerjasamanya dengan Indonesia, ia akan dapat mencapai tujuannya untuk melakukan kebebasan navigasi di Laut China Selatan karena Jerman berpikir bahwa Indonesia memiliki pengaruh besar di kawasan Asia Tenggara. Sehingga kerjasama pertahanan Indonesia dan Jerman melalui ekspor Main Battle Tank Leopard dapat memberikan banyak keuntungan bagi Jerman serta secara perlahan dapat memenuhi kepentingan-kepentingan nasional yang telah disusun terlebub dahulu.

Kepentingan Indonesia dalam Kerjasama Main Battle Tank Leopard dengan Jerman

Tidak hanya Jerman, Indonesia sebagai Negara pembeli alutsista dari Jerman tentu juga membawa kepentingan nasionalnya. Kepentingan nasional yang paling mendasar melatarbelakangi Indonesia melakukan kerjasama dalam hal pegadaan MBT Leopard adalah untuk menjaga kedaulatan negaar serta pertahanan nasional dari ancaman-ancaman sekitar mengingat bahwa Negara-negara lainnya yang berada di kawasan Asia Tenggara telah memiliki MBT Leopard sejak lama. Hal tersebut membuat Indonesia merasa khawatir akan wilayah kedaulatannya akan terancam oleh Negara-negara tetangga yang memiliki power persenjataan lebih besar dibandingkan dengan dirinya.

Kekhawatiran tersebut menjadikan Indonesia melandaskan kepentingan nasionalnya pada suatu power yang dalam artian Indonesia ingin menciptaakan sebuah kondisi yang dapat memberikan dampak langsung bagi pertimbangan Negara untuk mendapatan pengakuan dunia. Hal ini bermaksudkan bahwa Indonesia berupaya untuk melakukan keselarasan dengan Negara-negara lain dalam bidang pertahanan agar ia tidak tertinggal lebih jauh lagi. Dengan demikian, jika dilihat dari segi konseptual kepentingan nasional yang dibawa oleh suatu Negara itu digunakan untuk menjelaskan perilaku politik luar negeri dari suatu Negara.

Selain untuk hal-hal yang telah disebutkan diatas, terjalinnya kerjasama pertahanan Indonesia-Jerman dalam hal pegadaan MBT Leopard juga dikarenakan oleh keinginan Indonesia utuk menjalin hubungan kerjasama dalam jangka waktu yang panjang dengan Jerman. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan yaitu Sjarfie Sjamsoeddin pembelian alutsista berupa MBT Leopard dari Jerman menjadi sebuah kekuatan baru bagi pertahanan Indonesia sekaligus menjadi sebuah alat untuk menghadapi ancaman pertahanan di era globalisasi saat ini serta bertujuan untuk membangun kekuatan pokok minimum atau yang biasa disebut dengan Minimum Esential Force (MEF)[6].

Implikasi Kerjasama Pertahanan Indonesia Jerman Melalui Ekspor Main Battle Tank Leopard Terhadap Kemajuan Keamanan di Indonesia

Hubungan kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Jerman di bidang pertahanan membawa banyak positif bagi Indonesia terutama terhadap keamanan di Indonesia yang semakin meningkat karena adanya dukungan dari alutsista yang dibeli dari Jerman khususnya MBT Leopard yang diberikan kepada TNI untuk meningkatkan kualitas penjagaan di wilayah-wilayah yang ada di Indonesia. Meskipun kerjasama pertahanan dalam hal pengadaan MBT Leopard merupakan suatu babak baru yang dijalin oleh kedua Negara dalam hubungan kerjasama militer, namun hasil yang diberikan dari kerjasama ini sangat bermanfaat bagi kemajuan pertahanan dan keamanan di Indonesia.

Dengan membeli alutsista dari Jerman diharapkan mampu untuk semakin mengalami peningkatan dalam hal penjagaan kedaulatan NKRI. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi alutsista Indonesia setelah menjalin kerjasama dengan Jerman mengalami peningkatan yang signifikan khususnya terhadap kekuatan militer TNI AD. Indonesia melalui Panglima TNI AD yaitu Jendral Moeldoko menjelaskan bahwa target Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar 40-42% untuk mencapai kekuatan pokok MEF.

Global Fire Power (GFP) di akhir tahun 2013 lalu memaparkan perubahan siginifikan Indonesia dalam hal kekuatan militer dengan menyatakan bahwa Indonesia menempati urutan ke-15 dari seluruh Negara yang diranking untuk kekuatan militernya. Hal tersebut kemudian menunjukkan bahwa Indonesia mampu memberikan peningkatan dalam hal pertahanan melalui militernya yang didukung oleh alutsista dari Jerman. Dengan adanya pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi keamanan di Indonesia tentu akan mengalami kemajuan ke depannya. Tidak hanya itu, pencapaian yang diraih oleh Indonesia pada saat itu mampu mengungguli militer Singapura yang berada di urutan ke 47. Artinya Indonesia mampu untuk melangkah dari Singapura sebesar 32 level lebih unggul di atasnya. Hal tersebut juga mengalahkan posisi Australia yang dimana pada saat itu ia berada pada posisi ke 23[7].

Pencapaian yang didapatkan oleh Indonesia tersebut tidak terlepas dari dukungan dan ekspor alutsista dari Jerman khususnya untuk MBT Leopard dengan keunggulannya seperti daya pukul dahsyat, daya gentar besar dan mobilitas tinggi menjadikan Indonesia memiliki MBT Leopard dengan kualitas terbaik di dunia. Kualitas tinggi yang diberikan oleh Jerman ke Indonesia merupakan suatu keuntungan yang sangat bermanfaat bagi Indonesia mengingat bahwa MBT Leopard yang dikirim telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan Indonesia meskipun budget atau anggaran untuk pembelian MBT Leopard ini masih kurang. Jerman dalam hal ini memberikan harga terbaik dengan kualitas terbaik bagi Indonesia. Jerman berupaya untuk membuat MBT Leopard dapat digunakan dengan layak dan disesuaikan dengan kondisi geografis dan cuaca yang ada di Indonesia.

Sebelum menjalin kerjasama pertahanan dengan Jerman, Indonesia telah lama diberi doktrin sebagai Negara yang tingkat alutsistanya tertinggal jauh dari segi modernnya dengan Negara-negara lain bahkan dengan Negara Etiopia Indonesia masih tertinggal juah dalam hal pengadaan MBT. Dengan demikian, hadirnya MBT Leopard di Indonesia diharapkan mampu untuk meghapus doktrin tersebut. Melalui Kementerian Pertahanan dan Pusenkav TNI AD, Indonesia menyatakan hasil kajiannya bahwa pengadaan MBT Leopard baik jenis 2A4 ataupun Tank Leopard RI adalah sebuah pilihan yang sangat tepat dalam melakukan modernisasi terhadap alutsista TNI di Indonesia dengan tujuan untuk memgimbangi kekuatan dalam memghadapi ancaman di era globalisasi yang tidak menutup kemungkinan mampu untuk mengganggu keadulatan NKRI[8].

Simpulan

Hubungan Bilateral yang terjalin antara Indonesia dengan Jerman telah berlangsung sejak tahun 1952 dan diperkuat pada Deklarasi Jakarta tahun 2012 yang berisikan mengenai 5 fokus kerjasama yang akan dilakukan oleh kedua Negara yaitu perdagangan dan investasi, riset dan teknologi, pendidikan, kedokteran, serta pertahanan. Dalam bidang pertahanan, Indonesia dan Jerman bekerjasama dalam pengadaan alutsista yang dimana Jerman berperan sebagai Negara eksportir kebutuhan alutsista Indonesia salah satunya adalah Main Battle Tank (MBT) Leopard. Sebelumnya, Indonesia akan melakukan kerjasama pertahanan dengan Belanda namun karena Belanda tidak memberikan kepastian atas waktu yang telah direncanakan Indonesia kemudian beralih untuk bekerjasama dengan Jerman.

Kerjasama pertahanan Indonesia dengan Jerman dalam ekspor Main Battle Tank (MBT) Leopard ke Indonesia tentu mngenadung kepentingan nasional dari kedua belah pihak. Dalam hal tersebut, Jerman memiliki kepentingan untuk memperluas kekuatan dan pengaruhnya terhadap dunia internasional serta untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar strategis dalam bidang pertahanan. Kemudian Indonesia memiliki kepentingan nasional untuk menjaga kedaulatan wilayah dengan cara memodernisasikan alutsista yang ada di Indonesia serta ingin menjalin hubungan persahabatan dalam jangka waktu yang panjang dengan Jerman.

Meskipun kerjasama dalam bidang pertahanan khususnya untuk urusan ekspor MBT Leopard terbilang babak baru bagi kedua nefara namun kerjasama ini memberikan dampak positif yang menguntungkan Indonesia. Pasalnya, berkat kerjasama yang dilakukan dengan Jerman Indonesia mampu untuk meraih posisi ke 15 dari seluruh Negara yang diranking dalam hal kekuatan militer yang dinyatakan oleh Global Fire Power atau CFP pada tahun 2013 lalu yang bahkan mampu untuk mengalahkan kekuatan militer Singapura yang berada di urutan ke 47 dan Autsralia di posisi ke 23. Hal tersebut menujukkan bahwa pertahanan Indonesia telah mengalami perubahan secara signifikan.

Pengiriman MBT Leopard ke Indonesia tekah disesuaikan atau telah dimodif sesaui dengan kondisi dan kebutuhan Indonesia sendiri. Melalui paket upgrading, Indonesia menawarkan kerjasama dengan budget rendah namun diberikan kualitas terbaik. MBT Leopard Jerman yang di ekspor ke Indonesia meruapakan jenis terbaik dan menurut Kementerian Pertahanan keputusan untuk melakukan kerjasama dengan Jerman merupakan langkah yang tepat sesuai dengan hasil kajian yang telah dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan keamanan di Indonesia. Dengan adanya MBT Leopard ini, Indonesia telah mampu untuk meningkatkan kondisi keamanannya karena MBT Leopard yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah di Indonesia sehingga dapat digunakan di semua daerah baik itu Jawa ataupun Kalimantan sekalipun. Dengan demikian, pengadaan MBT Leopard oleh Indonesia melalui Jerman dapat dikatakan telah sukses membantu Indonesia untuk meingkatkan keamanannya guna menjaga kedaulatan Negara.

Referensi

[1] Andiani, Mega Putri. “PENGADAAN TANK LEOPARD DAN TRANSFER OF TECHNOLOGY ( ToT ) UNTUK MODERNISASI ALAT UTAMA SISTEM PERSENJATAAN ( ALUTSISTA ) TENTARA NASIONAL INDONESIA ( TNI ) ( 2012-2017 ),” 2017.

[2] Ardianto, Yoni. “Memahami Metode Penelitian Kualitatif.” Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2019. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-Metode-Penelitian-Kualitatif.html .

[3] Ii, B A B, A Sejarah Rheinmetall, and A G Jerman. “Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Rheinmetall Diakses Pada Tanggal 26 Januari 2016,” 1889, 58–88.

[4] Ilhamna Putri, Valery. “Analisis Kepentingan Jerman Dalam Pengiriman Main Battle Tank Leopard Ke Indonesia (2012-2017).” Nation State: Journal of International Studies 4, no. 1 (2021): 73–92. https://doi.org/10.24076/nsjis.v4i1.499.

[5] Karomah, Titik. “KERJASAMA PERTAHANAN INDONESIA-JERMAN MELALUI DEKLARASI JAKARTA TAHUN 2012-2016” 4, no. 2 (2017): 1–15.

[6] Konsep, Sebuah. “K Eamanan N Asional,” n.d.

[7] Luthfah, Diny. “Perlindungan Negara Terhadap Keamanan Nasional Indonesia Ditinjau Dari Hukum Internasional: Studi Kasus Penyadapan Indonesia Oleh Australia.” Jurnal Hukum PRIORIS 4, no. 3 (2016): 329–47. https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/prioris/article/view/389.

[8] Negeri, Kementrian Luar. “Sekilas Hubungan Bilateral Indonesia Dan Jerman.” Kedutaan Besar Republik Indonesia Di Berlin, Republik federal Jerman, 2018. https://kemlu.go.id/berlin/id/read/sekilas-hubungan-bilateral-indonesia-dan-jerman/1287/etc-menu.

[9] P, Panca Hari. “Menengok Masa Depan Kerjasama Indonesia-Jerman.” Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, 2012. https://www.kemhan.go.id/2012/07/16/menengok-masa-depan-kerja-sama-indonesia-jerman.html.

[10] S., Bauer. “The EU Code of Conduct on Arms Exports – Enhancing the Accountability of Arms Export Policies?” European Security 12, no. 3–4 (2003): 129–47.

[11] Sitepu, Anthonius. “Studi Hubungan Internasional.” Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011.

[12] Teori, Antara, D A N Prakteknya, and D I Indonesia. “KEAMANAN NASIONAL :,” 1991, 127–37.

[12] Untuk, Militer, and Modernisasi Alutsista. “KERJASAMA JERMAN DAN INDONESIA DALAM HAL PEMBELIAN SENJATA MILITER UNTUK MODERNISASI ALUTSISTA TNI Oleh :,” n.d., 1–9.

[13] Vi, B A B. “No Title,” 2012, 87–91.

Pages:Previous page 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *