Pengembangan Pendidikan Karakter di NTB bersama We SAVE Indonesia

Konten ini awalnya ditulis untuk program sarjana atau magister. Ini diterbitkan sebagai bagian dari misi kami untuk menampilkan makalah yang dipimpin oleh rekan yang ditulis oleh mahasiswa selama studi mereka. Karya ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan latar belakang dan penelitian, tetapi sebaiknya tidak dikutip sebagai sumber ahli atau digunakan sebagai pengganti artikel/buku ilmiah.


oleh: Ahmad Ghufran Akbar

Tulisan ini membahas tentang gerakan yang dilakukan oleh Yayasan We SAVE Indonesia dalam mengembangkan pendidikan karakter untuk peduli lingkungan di Nusa Tenggara Barat. Mengingat dunia kontemporer mengantarkan pemikiran untuk lebih peka dan peduli terhadap lingkungan, salah satunya melalui pendidikan karakter, yayasan ini mencoba untuk mengambil peran penting dalam pembentukan karakter tersebut. Gerakan atau upaya yang dilakukan Yayasan We SAVE Indonesia dalam hal ini dianalisis menggunakan konsep “Filantropi Global dan Organisasi Non-Negara Berbasis Filantropi”, “Permasalahan Pembangunan dan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”, dan “SDGs Philanthropy Platform” serta diteliti dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Temuan dari tulisan ini adalah We SAVE Indonesia berhasil dalam melakukan implementasi pendidikan karakter secara inklusif pada pemuda dan anak-anak dari masyarakat lokal.

DOWNLOAD PDF

Latar Belakang

Filantropi berasal dari bahasa yunani philein  berarti cinta, dan anthropos berarti manusia (Latief, 2010). Pengertian Filantropi secara umum adalah kesadaran untuk memberi dan menolong untuk mengatasi kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dalam jangka panjang, Sedangkan lembaga filantropi  adalah lembaga non profit, atau lembaga yang tidak mencari keuntungan dalam implementasi program-programnya. Fungsi dari berdirinya lembaga filantropi adalah meningkatkan kesejahteraan hidup bagi penerimanya dalam jangka panjang dan berkelanjutan (Jusuf, 2007).

Bisnis  proses  dari  sebuah  lembaga  filantropi  adalah  masukan,  proses,  dan  luaran.  Masukan berupa  donasi  dari  para  donatur. Prosesnya  adalah implementasi  program-program. Sedangkan luarannya adalah  program  yang  telah  dilaksanakan.  Dana  berasal  dari  penghimpunan  yang dilakukan  dengan  berbagai  teknik,  seperti  galang  dana  yang  dilakukan  di  jalan  atau  di  titik lampu  lalu  lintas,  kotak  donasi  yang  terdapat  di  masjid-masjid,  dan  transfer  melalui  rekening yang  sudah  dicantumkan,  lembaga  juga  bekerjasama  dengan  perusahaan  (partnership). Penghimpunan  dana  ini  bisa  juga  disebut  fundraising.  Ruang  lingkup  fundraising  sangat  luas. Pengaruhnya  juga  sangat  berarti  bagi  eksistensi  dan  tumbuh  kembang  lembaga  filantropi. Hanya  saja,  lembaga  filantropi  perlu  usaha  lebih  untuk  melakukan  sosialisasi  kepada masyarakat  agar  fungsi  dan  keberadaannya  diketahui  sehingga  akan  lebih  banyak  lagi  yang menjadi  donator (Tamim, 2016).

Filantropi di Indonesia berkembang dengan sangat pesat terbukti dengan banyaknya organisasi-organisasi filantropi yang bergerak dibidang social serta terciptanya Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI). Hal ini menjadi sesuatu yang positif bagi Indonesia karena dengan kehadiran organisasi filantropi ini mampu membantu peran pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan dengan konsep berderma yakni memberikan sumbangan donasi baik berupa dana maupun kerja sosial. Ada banyak para tokoh yang peduli dengan keaadan sekitar sehingga membuat berbagai program untuk mensejahterakan masyarakatataupun dengan membangun sebuah organisasi dengan tujuan untuk menyampaikan dan menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan (Abidin, 2016).

Masalah utama yang hingga saat ini dihadapi oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan keberlanjutan lingkungan. NTB telah berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan seperti yang telah ditunjukkan melalui peluncuran Rencana Aksi Daerah (RAD) Sustainable Development Goals (SDGs) (BAPPEDA NTB, 2018). Dalam implementasi RAD tersebut, pemerintah mengutamakan kesejahteraan social serta fokus terhadap penanaman kesadaran pada masyarakat tentang pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi hingga saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan hal tersebut. Masalah lingkungan seperti pembuangan sampah sembarangan walaupun Tempat Pembuangan Akhir telah disediakan tetap menjadi momok pada implementasi RAD SDGs NTB tadi (LPWP NTB, 2021).

Salah satu organisasi filantropi yang peduli dengan kesejahteraan sosial adalah We SAVE Indonesia. Organisasi ini adalah organisasi non profit yang focus terhadap pendidikan, pemuda keuangan, agama, social, lingkungan. Melalui program-program yang dimiliki, We SAVE Indonesia berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah NTB. Menggunakan pendekatan yang berbeda, We SAVE Indonesia bergerak bersama-sama dan bekerjasama dengan pemerintah NTB dalam implementasi program-program yang mereka miliki. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan, yaitu apa upaya yang dilakukan We SAVE Indonesia dalam pengembangan pendidikan karakter peduli lingkungan di NTB.

Tinjauan Teoritis­

Filantropi Global dan Organisasi Non-Negara Berbasis Filantropi

Organisasi nirlaba, sebuah organisasi, biasanya didedikasikan untuk mengejar tujuan berorientasi misi melalui tindakan kolektif warga negara, yang tidak dibentuk dan diorganisir sehingga menghasilkan keuntungan. Organisasi nirlaba internasional sering disebut sebagai organisasi nonpemerintah, meskipun istilah itu juga dapat mencakup entitas nirlaba. Organisasi nirlaba berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan, mulai dari pendidikan hingga bantuan kemiskinan dan musik hingga advokasi politik. Mereka tumbuh sangat banyak dalam jumlah dan sumber daya di seluruh dunia pada paruh kedua abad ke-20. Istilah sektor ketiga juga telah digunakan untuk menggambarkan organisasi nirlaba dan nonpemerintah (Irvin & Nolen, 2017).

Sektor nirlaba memberikan banyak peluang untuk partisipasi sipil. Contohnya berkisar dari kelompok yang berpusat pada hiburan, seperti kelompok paduan suara lokal, hingga organisasi advokasi yang berpusat pada kesehatan, lingkungan, atau masalah kebijakan lainnya. Kelompok demografis yang kehilangan haknya, seperti etnis minoritas, dapat membentuk organisasi nirlaba dan mengembangkan suara kolektif dalam pemerintahan yang lebih kuat daripada suara mereka di pemerintahan perwakilan tradisional. Individu dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan dalam ranah sektor nirlaba dan kemudian beralih ke partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan di komunitas mereka. Partisipasi publik dalam organisasi nirlaba terbatas di beberapa organisasi di mana pendanaan sebagian besar berasal dari sumber komersial (misalnya, rumah sakit). Organisasi lain melibatkan publik terutama melalui pembayaran biaya keanggotaan tahunan. Sebaliknya, banyak organisasi nirlaba sangat bergantung pada tenaga kerja sukarela dan keterlibatan luas anggota masyarakat untuk melaksanakan program terkait misi bersama (Irvin & Nolen, 2017).

Dalam hal ini, We SAVE Indonesia menjadi organisasi nirlaba dengan fokus di berbagai kegiatan social yang bertujuan untuk mensejahterahkan masyarakat di masa yang akan datang.

Permasalahan Pembangunan dan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs), atau dikenal sebagai Global Goals, adalah seruan universal untuk bertindak untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini dan memastikan bahwa semua orang menikmati kedamaian dan kemakmuran. 17 Tujuan ini dibangun di atas Millennium Development Goals, sementara mencakup bidang-bidang baru seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, inovasi, konsumsi berkelanjutan, perdamaian dan keadilan, di antara prioritas lainnya. Tujuannya saling berhubungan – seringkali kunci keberhasilan pada satu akan melibatkan penanganan masalah yang lebih umum dikaitkan dengan yang lain (SDGPP in Indonesia | SDG Philanthropy Platform, n.d.).

SDGs bekerja dalam semangat kemitraan dan pragmatisme untuk membuat pilihan yang tepat sekarang untuk meningkatkan kehidupan, dengan cara yang berkelanjutan, untuk generasi mendatang. SDGs memberikan pedoman dan target yang jelas bagi semua negara untuk diadopsi sesuai dengan prioritas mereka sendiri dan tantangan lingkungan dunia pada umumnya. SDGs adalah agenda inklusif dalam mengatasi akar penyebab kemiskinan dan menyatukan kita bersama untuk membuat perubahan positif bagi manusia dan planet. Setiap negara harus membuat perubahan yang diperlukan pada kebijakan mereka sendiri untuk menyediakan lingkungan, ekonomi, dan masyarakat yang lebih bersih, lebih aman, dan lebih efisien. (The Concept of Sustainable Development, 2019).

Sebagai organisasi nirlaba dengan fokus di kesejahteraan masyarakat, tulisan ini akan menjelaskan pendekatan seta peran yang dimilki oleh We SAVE Indonesia dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan serta sinerginya dengan pemerintah.

Pages: 1 2 3Next page

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *